Ohaiyoooo~ :D
hari ini, mau share sedikit tentang sebuah kegiatan spektakuler yang baru saja
gue ikuti: FORBIMINAS alias Forum Bidik Misi Nasional. Acaranya super duper
mewah, bisa gue bilang. Walau datang ke sana bukan sebagai peserta, melainkan
Liaison Organizer (LO), tetapi gue tetap senang bisa berpatisipasi di acara
tersebut.
Sebagai LO, acara
kami diawali dengan briefing di gedung Dikti. Buat kalian yang belum tahu,
Dikti berlokasi di dekat Gelora Bung Karno (GBK). Naik Transjakarta, turun di
shelter GBK, nah Dikti ada tepat di sebelah Fx Sudirman. Di sana, selama satu
hari penuh kami dibriefing terkait nantinya tugas kami sebagai LO, dan teknis
pelaksanaan acara. Briefing berlangsung dari pukul 11.00 WIB hingga 22.00 WIB.
The real moment is coming …. Di hari selanjutnya: 26 Februari 2014, para peserta
mulai berdatangan: Jawa Timur, Sulawesi, Lampung, Merauke, Palangkaraya, dan
sebagainya. Kami harus menyambut, mendata, dan mengurus administrasi
mereka-mereka ini. Kebetulan gue stay di
Grand Sahid Jaya Hotel, hotel yang paling besar di antara 5 hotel yang disewa
Dikti, hingga hampir semua peserta dari seluruh Indonesia didrop ke hotel ini,
baik yang datang menggunakan bus, kereta, maupun pesawat.
Suasana hotel
menjadi kacau balau, para LO maupun panitia chaos dibuatnya. Tetapi kami masih
bisa menghandle semuanya, meskipun akhirnya kami para LO dan beberapa peserta
dan panitia harus terlambat menuju ke lokasi acara: Bidakara Tower. Saat kami
tiba di sana, sedang berlangsung acara motivasi oleh seorang motivator
terkenal, yang jujur saya lupa namanya (hehe), yang sangat menginspirasi
sekali.
Beliau menanamkan
mindset entrepreneurship kepada kami, juga mindset untuk menjadi seorang sukses
yang dermawan: kebetulan beliau memiliki ± 13 anak asuh yang diambil dari para orang
tua yang tinggal di daerah terluar dan terpencil seperti Merauke, dll. Melihatnya
gue sempat menitikkan air mata, ingiiiiiiiiinn sekali rasanya menjadi seorang
sukses seperti beliau.
Beliau sempat mengajarkan sebuah rumus
sukses kepada kami:
Role Model Beban Sukses
Rumus ini terinspirasi
dari seorang atlet Indonesia terkenal: Ade Ray. Beliau berkisah: Suatu hari Ade Ray ditanya, ia ingin menjadi
siapa? Ade Ray menyebutkan sebuah nama, seorang binaraga terkenal (saya lupa
namanya), yang otot-ototnya super sekali. Demi menjadi seperti sang idola, Ade
Ray berlatih dengan keras. Apa yang dia lakukan?? Dia mengangkat beban! Sudah biasa
dengan yang 10 kg, ia tambah menjadi 15 kg. Selalu ditambahnya beban tersebut,
hingga ia menjadi seperti saat ini. Lalu setelah ia SUKSES menjadi seperti
idolanya, apakah ia berhenti mengangkat beban?? TIDAK! Ia terus mengangkat beban,
terus berlatih, untuk mempertahankan kesuksesannya tersebut.
Seperti itu pula hidup ini. Untuk mencapai kesuksesan, manusia
harus senantiasa mengangkat beban-beban yang akan membuatnya justru semakin
kuat, semakin terbiasa. Sudah biasa dengan permasalahan kecil, datang masalah
besar, dan seterusnya. Dan memang begitulah hidup. Bahkan di saat kesuksesan
sudah menghampiri kita, bukan berarti kita akan berhenti mengangkat beban. Justru
jadikanlah beban-beban tersebut sebagai penjaga kesuksesan kita, bahkan
penambah dari kesuksesan kita.
Begitulah kira-kira
cuplikan motivasi dari motivator tersebut. *sayang sekali gue lupa namanya T^T*
Setelah sesi motivasi selesai, acara berlanjut dengan gladi resik acara puncak
yang akan dilaksanakan keesokan harinya, yang akan dihadiri bapak Presiden SBY
dan bapak Mendikbud M. Nuh.
Setelah gladi
resik dan makan malam selesai, kami kembali ke hotel masing-masing, dan kembali
harus mengatur para peserta agar dapat masuk ke dalam bus dengan tertib *yang
sama sekali tidak sukses*. Acara berakhir sekitar pukul 22.00 WIB. Sesampainya
di hotel, kami para LO yang stay di hotel Sahid menginisiatifkan untuk berkumpul
dan membriefing diri sendiri terkait jalannya acara esok hari, agar kechaosan
tidak lagi terjadi. Kami kembali ke kamar masing-masing sekitar pukul 00.30
WIB. | @MutiaRKinasih |
To
be continued …. (tunggu
cerita selanjutnyaaa^^ :P)
No comments:
Post a Comment