Monday, July 21, 2014

Hipotesa Diet Wanita a la Gue :D



Malam ini, tiba-tiba saja terlintas sebuah pikiran aneh di benak gue. Hehehe. Kali ini, tentang diet yang kurang lebih sudah dua bulan gue jalani, meskipun belum ada efek yang berarti –yang ada malah berat badan terus naik :p-. Diet ini, gue rasa erat kaitannya dengan perjalanan asmara gue. Hahaha!
Awal mula gue diet, mulai gue masuk SMK di Jawa. Jelas banget sebelumnya, yaitu saat gue SMP, gue nggak pernah diet. Boro-boro diet, pake bedak ke sekolah aja males banget. Badan gue juga bisa dibilang sangat tidak bagus di masa itu. Iyuh. Pokoknya yang namanya mikirin penampilan tuh ogah banget deh. Menurut gue, asal seragam gue rapi atau pakaian yang gue kenakan sopan, no matter what ya gue asal jalan aja. Terbukti pas SMP penampilan gue cenderung cupu nan ndeso haha.

Namun menginjak masuk SMK, perlahan-lahan gue mulai berubah. Mungkin juga karena gue yang dari kota Jakarta, males banget harus kalah apalagi soal penampilan sama rakyat Jawa yang udik –hehe-. Alhasil gue mulai berkenalan dengan yang namanya pelembab, bedak, lip balm, lip gloss, parfum, deodoran, conditioner, dan kawan-kawan.
Nggak cuma itu aja sih, gue mulai berkenalan dengan seperangkat alat permak itu semenjak gue mengenal seorang laki-laki yang gue suka. Inisialnya Luki. Eh itu bukan inisial yak, wkwk. Ya, sejak gue kenal dia, gue mulai banget memperhatikan penampilan gue. Yang namanya alat kosmetik itu nggak pernah gue lupakan. Well, apa hubungannya dengan diet gue? Ada! Luki ini anaknya cungkring. Kurus deh pokoknya. Tapi tampangnya… beuh! Cakep! Karena di sekolah gue dulu krisis laki-laki, khususnya laki-laki keren, automatically dia langsung jadi primadona. Ditambah lagi dia juga pindahan dari Jakarta, sama seperti gue. Di awal persekolahan –apa sih-, dia selalu naik sepeda onthel. Itu lho, sepeda jadul yang di belakangnya ada boncengan yang kalo didudukin lebih dari tiga puluh menit dijamin p***a* sakit nan pegel. Usut punya usut, dia juga suka sama gue. Temen-temen sering banget ngecengin gue sama dia. Sampai suatu kali Luki ngajakin gue bareng boncengan di sepedanya. Gue mau bangeeeeett!! Tapi… gue kurang pede, berat badan gue waktu itu positif 50 kg. Gue nggak tega ngebiarin dia membonceng gue dengan badannya yang tulang-kulit dan sepedanya yang sering kempes. Sumpah gue nggak tega T^T alhasil mulai saat itu, gue putuskan untuk memperketat diet gue. Meskipun bisa dibilang cukup berhasil karena banyak saudara yang bilang gue tambah kurus dan cantik di saat itu, tapi gue masih belum pede dibonceng Luki. Sejak saat itu, no meaningful improvement between us. Gue dan dia nggak pernah jadian, dan kami pun bisa dibilang hampir lost contact karena suatu kesalahpahaman yang tak diinginkan. Gue berlanjut dengan kisah diet gue….
Setelah Luki, gue masuk kuliah. Di masa ini, gue mulai sebodo amat sama diet gue. Makan mulai seenaknya. Mungkin pengaruh tinggal di rumah sendiri juga, jadi makanan lebih terurus. Saat gue awal kuliah ini lah, gue bertemu seorang laki-laki, namanya Nazar. Pedekate, gue akhirnya jadian sama dia. Di sini, gue nggak terlalu diet yang berlebihan seperti saat gue SMK dulu. Mungkin karena Nazar badannya nggak secungkring Luki, meskipun dia nggak bisa dibilang gemuk. Tapi cukup buat dibilang gagah, karena dia atlet bulu tangkis. Nazar juga ngelarang gue buat diet, jadi gue tetap diet tapi nggak semengerikan pas dulu SMK. Yang ini cukup diet buat jaga berat badan nggak naik.
Selanjutnya dimulai empat-tiga bulan belakangan ini. FYI, gue putus dengan Nazar sebelum usia pacaran kami menginjak satu tahun. Hehehe. Yang ini privasi lah kenapa putusnya ;) Lanjut. Empat-tiga bulan belakangan ini gue mengenal seorang pria bernama Jaka. Jaka tuh kuruuuuuuuuuuuuuuuuussss banget. Cungkriiiiiiiiiiiing banget. Lebih kurus dari Luki, I guess. Tapi herannya dia kuat lhooo. Pernah dia bantu gue ngangkat boks yang isinya botol-botol soda yang beratnya super banget, dan nggak gue sangka dia yang sekurus itu bisa kuat ngangkatnya. Dia juga kuat naik gunung, nemenin gue yang baru naik 5 hm aja udah ngos-ngosan. Dia selalu menyemangati gue. Dia juga sabar dan nggak pernah marah sama gue. Benar-benar nggak pernah marah. Beneran! Nggak pernah sama sekali! Secemburu apa pun dia sama gue, sesebal apa pun dia sama gue, nggak pernah sekali pun yang namanya kasar sama gue. Dia juga nggak berani nyentuh gue. Pernah sekali dia nyentuh pipi gue pakai ujung jarinya, dan setelah itu dia langsung menyesal, minta maaf, dan janji nggak akan ngulang lagi. Ya Allah gue tersentuh banget T^T Baru kali ini ada cowok yang dekat sama gue dan modelnya kaya dia. He’s real something and real steals my heart. Sejak saat kenal dan dekat dia, meskipun dia nggak naik onthel, gue tetap mencoba lagi diet ketat –mencoba, karena cukup sulit melakukannya lagi T^T- And FYI, gue juga nggak pacaran sama dia, hehehe karena sejak pertama dia nyatain perasaannya ke gue, gue udah komitmen dan bilang kalau gue nggak mau pacaran. Dia pun setuju. Sebenernya gue juga bingung, gue saat ini sedang berada di what kind or situation of relationship with him? Karena terlalu dekat to just be friends, but not too strict nor close to be lovers.
Well, that’s it. Jadi, dari curcol gue di atas, bisa ditarik kesimpulan kalau gue –atau mungkin cewek pada umumnya- akan berdiet atau memperketat diet mereka saat laki-laki yang dia sukai lebih kurus dari dia. Bermakna banget yaaa hehehe. At least I am able to write it all down here, and it does not just fade away. Hehehe. Annyeong!

No comments:

Post a Comment